Forum Inovasi Pendidik
    • Feed
    • Categories
    • Terbaru
    • Tag
    • Populer
    • Pengguna
    • Grup
    • Daftar
    • Login

    Apa Tujuan TKA?

    Scheduled Pinned Terkunci Moved Topik Terpopuler
    20 Post 7 Posters 39 Views
    Memuat Lebih Banyak Posting
    • Terlama ke Terbaru
    • Terbaru ke Terlama
    • Most Votes
    Balas
    • Reply as topic
    Log in untuk membalas
    Topik ini telah dihapus. Hanya pengguna dengan hak manajemen topik yang dapat melihatnya.
    • Admin 1A Offline
      Admin 1 @Ms Dyta
      last edited by

      @Ms-Dyta berkata di Apa Tujuan TKA?:

      @Atta ternyata susah juga ya wkwk😖

      Wkwkwk iyaaa, kirain cuma bahas “tes sama ujian” aja, ternyata bisa nyambung ke kebijakan nasional ya 😆
      Emang topik pendidikan tuh gak pernah sesederhana kedengarannya, makin dibahas, makin banyak cabangnya!
      Tapi seru sih, jadi nambah insight dan bikin kita mikir dari sisi guru dan siswa juga. 🎒✨

      Admin Mode: ON ⚡
      Bangun ide, sambung koneksi, dan biarkan inspirasi mengalir di tiap thread.

      1 Reply Last reply Balas Kutip 0
      • M Offline
        mint2025 @Admin 1
        last edited by

        @Admin-1 berkata di Apa Tujuan TKA?:

        @mint2025 Menarik sekali poin tentang dua tujuan utama TKA ini, Pak.

        Dari satu sisi, TKA memang penting sebagai alat seleksi akademik dan penjamin mutu pendidikan. Tapi di sisi lain, saya jadi bertanya-tanya: apakah pelaksanaan TKA saat ini sudah benar-benar mencerminkan kompetensi murid secara utuh?

        Misalnya, kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas sering kali tidak sepenuhnya tampak dari hasil tes akademik saja.

        Adakah pendekatan di sekolah teman-teman yang bisa menyeimbangkan penilaian akademik dan non-akademik dalam menghadapi TKA?

        Bagaimana menurut pendapat teman-teman pendidik lain?

        TKA hanya memberi gambaran mengenai kemampuan akademik siswa. Artinya TKA hanya mengukur kemampuan kognitif, tidak sampai ke ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Jadi jelas, TKA tidak berkaitan dengan non-akademik. Akan tetapi, TKA ini mempunyai standar yang jelas karena materi soal diambil dari capaian pembelajaran (CP) dalam kurikulum nasional. Nah CP ini sama dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Rote hingga Miangas.

        Masa depan ada di balik tikungan

        Admin 1A AwanPutihA 3 Replies Last reply Balas Kutip 0
        • Admin 1A Offline
          Admin 1 @mint2025
          last edited by

          @mint2025 berkata di Apa Tujuan TKA?:

          TKA hanya memberi gambaran mengenai kemampuan akademik siswa. Artinya TKA hanya mengukur kemampuan kognitif, tidak sampai ke ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Jadi jelas, TKA tidak berkaitan dengan non-akademik. Akan tetapi, TKA ini mempunyai standar yang jelas karena materi soal diambil dari capaian pembelajaran (CP) dalam kurikulum nasional. Nah CP ini sama dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Rote hingga Miangas.

          Betul, Pak. TKA memang hanya menggambarkan kemampuan akademik siswa di ranah kognitif. Walau belum mencakup aspek sikap dan keterampilan, setidaknya TKA punya standar yang jelas karena mengacu pada capaian pembelajaran nasional yang sama di seluruh Indonesia.

          Admin Mode: ON ⚡
          Bangun ide, sambung koneksi, dan biarkan inspirasi mengalir di tiap thread.

          1 Reply Last reply Balas Kutip 0
          • M Offline
            mint2025 @gurudesa
            last edited by

            @gurudesa berkata di Apa Tujuan TKA?:

            1. Kabarnya, TKA bukan Ujian. Apa bedanya tes dengan ujian?
            2. Apa bedanya TKA, AN, dan UN?
            3. TKA bukan penentu kelulusan. Apa untung ruginya kalau demikian?
            1. TKA adalah singkatan dari Tes Kemampuan Akademik. Dari namanya saja sudah jelas: ini tes, bukan ujian. Kalau singkatannya UKA, baru bisa disebut “ujian.” Tapi di dunia pendidikan, tes dan ujian sebenarnya saudara dekat, keduanya sama-sama berisi soal yang harus kita kerjakan. Bedanya? Hanya di nuansanya.

            2. Nah, ini yang sering bikin bingung. TKA dan AN itu beda jalur. Dari sisi soal, TKA dibuat berdasarkan kurikulum, sedangkan AN (Asesmen Nasional) tidak. TKA mengukur kemampuan akademik, sementara AN mengukur kemampuan literasi dan numerasi. Kapan pelaksanaannya? TKA di kelas 6, 9, dan 12. AN di kelas 5, 8, dan 11. Peserta TKA adalah semua siswa yang mendaftar, sedangkan AN hanya diikuti oleh sampel yang ditentukan dinas. “Lalu, bagaimana dengan UN?” Tidak usah dibahas karena UN sudah resmi pensiun.

            3. Memang hasil TKA tidak menentukan kelulusan. Akan tetapi, jangan anggap sepele, karena hasilnya akan sangat menentukan langkah berikutnya. Setiap peserta TKA akan mendapatkan sertifikat yang mencatat capaian belajarnya. Bahkan siswa yang tidak berencana melanjutkan sekolah pun tetap ingin tahu, sejauh mana kemampuan dirinya, bukan? Sertifikat TKA bisa jadi cermin untuk melihat hasil jerih payah belajar selama ini.

            Masa depan ada di balik tikungan

            1 Reply Last reply Balas Kutip 1
            • sippymatchaS Offline
              sippymatcha @Admin 1
              last edited by

              @Admin-1 Kepo banget nii min, hasil TKA ini kan nanti bisa digunakan untuk mendaftarkan di univ terfavorit gitu kan, kira kira ini di univ negeri aja atau di swasta juga ya kira-kiraa?

              Teman Minum Matcha — karena obrolan yang tulus selalu cocok ditemani secangkir matcha #matchatalk

              Admin 1A 1 Reply Last reply Balas Kutip 0
              • Admin 1A Offline
                Admin 1 @sippymatcha
                last edited by

                @sippymatcha Kalau dipikir-pikir, menarik juga kalau TKA bisa dipakai lintas kampus, baik negeri maupun swasta. Artinya standar akademik bisa lebih seragam dan transparan. Tapi tantangannya nanti di penerapan, apa semua kampus siap pakai sistem yang sama?

                Admin Mode: ON ⚡
                Bangun ide, sambung koneksi, dan biarkan inspirasi mengalir di tiap thread.

                1 Reply Last reply Balas Kutip 0
                • AwanPutihA Offline
                  AwanPutih @mint2025
                  last edited by

                  @mint2025 berkata di Apa Tujuan TKA?:

                  Berdasarkan Pasal 3 Permendikdasmen Nomor 9 Tahun 2025, ada dua tujuan utama pelaksanaan Tes Kompetensi Akademik (TKA).

                  1. Untuk Keperluan Seleksi Akademis
                    Tujuan ini berfokus pada murid. Nilai TKA menjadi salah satu penentu kelanjutan pendidikan di jenjang berikutnya.
                    Bagi murid SD, nilai TKA akan menjadi bahan pertimbangan masuk SMP.
                    Bagi murid SMP, nilai TKA digunakan dalam seleksi masuk SMA.
                    Sedangkan bagi murid SMA, nilai TKA punya arti lebih besar lagi, menjadi dasar seleksi masuk perguruan tinggi.

                  Jadi, bisa dibilang TKA adalah tiket penting menuju masa depan pendidikan setiap murid.

                  1. Sebagai Acuan Penjaminan Mutu Pendidikan
                    Bagi pemerintah, hasil TKA memberikan gambaran tentang mutu pendidikan di berbagai sekolah.
                    Dari data TKA, pemerintah dapat mengetahui sekolah mana yang memiliki rata-rata tinggi atau rendah. Selanjutnya, data ini digunakan untuk memetakan mutu dan merumuskan kebijakan pendidikan yang lebih tepat.

                  Sementara bagi sekolah, hasil TKA mencerminkan prestise dan kualitas lembaga.
                  Karena itu, sekolah akan berupaya keras agar hasil TKA yang diperoleh siswanya tidak memalukan, terutama sekolah swasta, karena citra baik di hasil TKA bisa menarik lebih banyak calon peserta didik.

                  Wah… aku baru tau nih Pak @mint2025 jadi TKA ini bukan cuma ‘ujian lewat doang’ ya ternyata 😅
                  Dari sini keliatan banget kalau TKA itu fungsinya double combo:
                  🍀 buat masa depan murid → tiket masuk jenjang berikutnya
                  🏫 buat sekolah & pemerintah → indikator mutu pendidikan

                  Tapi jujurly sebagai Gen Z kadang rasanya pressure-nya tinggi banget, karena kesannya nilai bukan cuma tentang aku bisa apa, tapi juga sekolahnya gengsi atau nggak 😭✋

                  Di satu sisi bagus karena jadi standar kualitas, tapi di sisi lain juga bikin murid auto ngerasa: “loh kok masa depanku + prestise sekolah disatukan di kertas jawaban 90 menit?" 🥲

                  Makanya menurutku penting banget juga ngeliat proses belajarnya, bukan cuma scoreboard-nya.
                  TKA boleh jadi tiket, tapi jangan sampai bikin murid merasa kayak lagi jadi brand ambassador sekolah tanpa kontrak 🤣

                  Curious nih:
                  Menurut Sahabat Pendidik, gimana caranya bikin penyiapan TKA terasa sehat dan manusiawi, bukan cuma lomba ranking semata?

                  AwanPutih ☁️
                  Tak selalu tampak, tapi selalu ada di langit diskusi.

                  1 Reply Last reply Balas Kutip 0
                  • AwanPutihA Offline
                    AwanPutih @mint2025
                    last edited by

                    @mint2025 berkata di Apa Tujuan TKA?:

                    @Admin-1 berkata di Apa Tujuan TKA?:

                    @mint2025 Menarik sekali poin tentang dua tujuan utama TKA ini, Pak.

                    Dari satu sisi, TKA memang penting sebagai alat seleksi akademik dan penjamin mutu pendidikan. Tapi di sisi lain, saya jadi bertanya-tanya: apakah pelaksanaan TKA saat ini sudah benar-benar mencerminkan kompetensi murid secara utuh?

                    Misalnya, kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas sering kali tidak sepenuhnya tampak dari hasil tes akademik saja.

                    Adakah pendekatan di sekolah teman-teman yang bisa menyeimbangkan penilaian akademik dan non-akademik dalam menghadapi TKA?

                    Bagaimana menurut pendapat teman-teman pendidik lain?

                    TKA hanya memberi gambaran mengenai kemampuan akademik siswa. Artinya TKA hanya mengukur kemampuan kognitif, tidak sampai ke ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Jadi jelas, TKA tidak berkaitan dengan non-akademik. Akan tetapi, TKA ini mempunyai standar yang jelas karena materi soal diambil dari capaian pembelajaran (CP) dalam kurikulum nasional. Nah CP ini sama dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Rote hingga Miangas.

                    Setuju banget kak @Admin-1 , TKA itu emang penting tapi kadang bikin kepikiran juga… apakah nilai di kertas bener-bener bisa nunjukin ‘kita sehebat apa’ secara utuh? 😅

                    Soalnya kan kemampuan anak sekarang bukan cuma hafalan, tapi juga cara mikir, cara kerja sama, dan cara nyelesain masalah kreatif. Nah hal-hal yang kayak gitu belum tentu keluar nilainya dari TKA aja.

                    Makanya aku penasaran juga, di sekolah teman-teman ada gak pendekatan yang bisa ngebalance akademik + soft skills?
                    Biar murid nggak cuma ‘siap diuji’, tapi juga ‘siap hidup’ gitu 😆

                    Penasaran nih, menurut Sahabat Pendidik:
                    Gimana cara ngelatih kompetensi non-akademik sambil tetap nyiapin siswa buat TKA?

                    AwanPutih ☁️
                    Tak selalu tampak, tapi selalu ada di langit diskusi.

                    1 Reply Last reply Balas Kutip 0
                    • AwanPutihA Offline
                      AwanPutih @mint2025
                      last edited by

                      @mint2025 berkata di Apa Tujuan TKA?:

                      TKA hanya memberi gambaran mengenai kemampuan akademik siswa. Artinya TKA hanya mengukur kemampuan kognitif, tidak sampai ke ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Jadi jelas, TKA tidak berkaitan dengan non-akademik. Akan tetapi, TKA ini mempunyai standar yang jelas karena materi soal diambil dari capaian pembelajaran (CP) dalam kurikulum nasional. Nah CP ini sama dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Rote hingga Miangas.

                      Ooh jadi makin kebayang maksudnya Pak @mint2025 , berarti TKA itu memang fokusnya di kognitif aja ya semacam ‘snapshot kemampuan akademik nasional’ gitu ✨
                      Dan iya sih, karena basisnya CP, wajar kalau dibuat setara biar semua murid diuji pakai standar yang sama dari ujung Indonesia ke ujung lainnya.

                      Tapi dari sisi murid (POV anak didik), yang kadang bikin galau tuh ini:
                      nilai akademik keliatan → nilai non-akademik nggak keliatan 🙈
                      Padahal dukungan afektif & keterampilan itu sering jadi faktor penentu juga buat performa pas ngerjain soal.

                      Jadi penasaran juga, kalau yang diuji cuma kognitif, siapa yang ‘mengangkat’ aspek sikap, motivasi, ketekunan, dll? Sekolahnya? Portofolionya? Atau asesmen lain?
                      Karena kalau enggak, kesannya perjalanan belajar murid tuh cuma keliatan 30% dari keseluruhan, sisanya masih ‘invisible’.
                      Menurut Sahabat Pendidik, seharusnya peran asesmen non-akademik ditempatkan di mana agar saling menguatkan hasil TKA? 👀✨

                      AwanPutih ☁️
                      Tak selalu tampak, tapi selalu ada di langit diskusi.

                      M 1 Reply Last reply Balas Kutip 0
                      • AwanPutihA Offline
                        AwanPutih @Atta
                        last edited by

                        @Atta berkata di Apa Tujuan TKA?:

                        Semalam saya nongkrong di Wedang Dongo area Keprabon.. sekitar jam 20.15 ada anak anak mungkin SMA nongkrong juga disana .. ternyata mereka bahas TKA

                        Ada anak yang nyeletuk.. pakai bahasa jawa khas Solo, "Lah laaah TKA dilit ngkas, rung sinau opo opo.. malah infone nilaine kanggo banget nggo daftar kampus" kwwkwk (TKA bentar kagi mana belum belajar apa apa,, mana ternyata nilainya sepenting itu untuk daftar kuliah)

                        Ternyata memang se penting itu TKA bagi mereka yang mau masuk PTN PTS Favorit.. dan disisi lain cukup effort bagi anak anak juga disaat yang bersamaan hmmm

                        Wkwkwk itu real banget vibes-nya @Atta 😹
                        Anak-anak nongkrong tapi isinya bukan galau percintaan, malah galau TKA definisi depresi elegan 😆

                        Dan jujurly yaa… aku ngerasa banget fenomena ini:
                        TKA tuh mulai kerasa kaya ML Rank mode siapapun bisa main, tapi yang mentalnya kuat + siap strategi yang naik tier 🤣
                        Bukan sekadar ‘tes’, tapi ‘battle pass masa depan’ 🥲

                        Yang bikin lucu tapi miris tuh… kadang baru denger kabar nilainya sepenting itu setelah dekat hari H.
                        Auto: “loh? kok tiba² aku jadi serius?” 😭

                        Tapi dari sisi positifnya, obrolan nongkrong aja sekarang udah naik level jadi ‘masa depan edition’, bukan cuma tema ‘besok makan apa’ 😅

                        Dan ini juga jadi wake-up call sih, bahwa awareness soal TKA itu harus dibangun jauh sebelum anak-anak masuk fase kaget panik merapat ke bimbel.

                        Btw aku penasaran:
                        Menurut Sahabat Pendidik, hal paling awal yang harus dipahami murid tentang TKA itu apa dulu?
                        ❓ mindset?
                        ❓ strategi belajar?
                        ❓ atau pemetaan kemampuan diri?

                        Biar kita di Gen Z nggak cuma panik di akhir, tapi siap dari awal ✨”

                        AwanPutih ☁️
                        Tak selalu tampak, tapi selalu ada di langit diskusi.

                        1 Reply Last reply Balas Kutip 0
                        • AwanPutihA Offline
                          AwanPutih @Ms Dyta
                          last edited by

                          @Ms-Dyta berkata di Apa Tujuan TKA?:

                          @Atta ternyata susah juga ya wkwk😖

                          Fr fr… aku kira awalnya cuma duduk, baca, paham. Tapi ternyata: otak loading 70% terus muter-muter 😭🤣
                          Semakin dibahas, semakin kerasa kalau persiapan TKA itu nggak cuma soal ‘belajar materi’, tapi juga nge-manage mental, fokus, sama kebiasaan belajar yang konsisten.
                          Dan itu… ya ngga gampang 😅

                          Tapi di sisi lain, justru momen ‘kok susah ya?’ itu tandanya kita mulai sadar prosesnya, bukan cuma ikut arus.
                          Kalau gampang dari awal malah kita nggak belajar apa-apa 😌

                          Gas pelan-pelan dulu aja yang penting nggak nyerah ya @Ms-Dyta ✨

                          AwanPutih ☁️
                          Tak selalu tampak, tapi selalu ada di langit diskusi.

                          1 Reply Last reply Balas Kutip 0
                          • M Offline
                            mint2025 @AwanPutih
                            last edited by

                            @AwanPutih berkata di Apa Tujuan TKA?:

                            Jadi penasaran juga, kalau yang diuji cuma kognitif, siapa yang ‘mengangkat’ aspek sikap, motivasi, ketekunan, dll? Sekolahnya? Portofolionya? Atau asesmen lain?
                            Karena kalau enggak, kesannya perjalanan belajar murid tuh cuma keliatan 30% dari keseluruhan, sisanya masih ‘invisible’.
                            Menurut Sahabat Pendidik, seharusnya peran asesmen non-akademik ditempatkan di mana agar saling menguatkan hasil TKA?

                            Pertanyaan yang sangat sulit. 😧
                            Saya nyerah kalau soal ini.

                            Cuma setahu saya, rapor siswa memuat semua kemampuan, baik kognitif maupun nonkognitif. Rapor yang sekarang udah semacam portofolio. Di sana tertulis perkembangan siswa dari berbagai aspek seperti kemampuan akademik, sikap, dan keterampilan.

                            Masa depan ada di balik tikungan

                            AwanPutihA 1 Reply Last reply Balas Kutip 0
                            • AwanPutihA Offline
                              AwanPutih @mint2025
                              last edited by

                              @mint2025 berkata di Apa Tujuan TKA?:

                              @AwanPutih berkata di Apa Tujuan TKA?:

                              Jadi penasaran juga, kalau yang diuji cuma kognitif, siapa yang ‘mengangkat’ aspek sikap, motivasi, ketekunan, dll? Sekolahnya? Portofolionya? Atau asesmen lain?
                              Karena kalau enggak, kesannya perjalanan belajar murid tuh cuma keliatan 30% dari keseluruhan, sisanya masih ‘invisible’.
                              Menurut Sahabat Pendidik, seharusnya peran asesmen non-akademik ditempatkan di mana agar saling menguatkan hasil TKA?

                              Pertanyaan yang sangat sulit. 😧
                              Saya nyerah kalau soal ini.

                              Cuma setahu saya, rapor siswa memuat semua kemampuan, baik kognitif maupun nonkognitif. Rapor yang sekarang udah semacam portofolio. Di sana tertulis perkembangan siswa dari berbagai aspek seperti kemampuan akademik, sikap, dan keterampilan.

                              Bener Pak @mint2025 , rapor sekarang udah mirip portofolio mini akademik + sikap + keterampilan semua masuk.
                              Cuma tantangannya, yang paling ‘kelihatan’ ke publik tetap nilai TKA duluan 😅

                              Jadi kepikiran… gimana ya caranya biar aspek nonkognitif juga punya “panggung” yang sama kuatnya? 👀

                              AwanPutih ☁️
                              Tak selalu tampak, tapi selalu ada di langit diskusi.

                              1 Reply Last reply Balas Kutip 0
                              • First post
                                Last post